Kami Sayang Ibu......
Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ?
Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i- l-a-n.
Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, Seberat apa pun langkah yang mesti diayun, Seberapa lama pun waktu yang harus dijalani, Tak kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan: p-o-s-i-t-i- f.
Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali benih dalam kandungannya. Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya. Seringkali ia bertanya : menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedihkah atau bahagiakah ia di dalam sana? Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta yang pernah diberikannya, ketika itu mati pun akan dipertaruhkannya asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati, tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.
Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar. Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak. Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak.
Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon. Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru, bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.
Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan langkah awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak terhenti rezekinya. Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.
"Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di pasar berbelanja keperluan si kecil.
Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan membungkus beberapa potong makanan dalam tissue. Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya. Tak jarang, ia urung membeli baju untuk dirinya sendiri dan berganti mengambil baju untuk anak. Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil.
Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan, demi anak. Di saat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas, periksalah catatannya.
Di kertas kecil itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak. Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya. Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si kecil tetap terbeli. Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum dan tawa riangnya tetap terdengar.
Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia. Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu menunggu suntingan sang pangeran. Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar dan menghalau musuh agar tak mengganggu. Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan sehari-hari.
Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya. Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang sedetik.
Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya menceritakan dongeng ke sekian. Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng.
Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan sarapan anak-anak yang akan berangkat ke sekolah. Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan anak-anak tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa terlontar.
Saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu kerap ia timang dalam dekapannya itu, sekarang sudah menjadi orang dewasa yang bisa saja membeli makan siangnya sendiri di Sekolahnya.
Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil keputusan terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup bersama pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya ke kursi pelaminan. Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin. Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah kau anakku?"
Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya kan berakhir. Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya,
"Bila ibu meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin dimandikan sambil dipangku kalian".
Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu anaknya. "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang shalih & shalihat sejak kecil," ujarnya.
Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu ?
Sejak saya kecil ibu telah mengajarkan arti cinta sebenarnya. Ibulah madrasah cinta saya, Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta".
Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta". Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta"
Mengenai Saya
Narsis Doloooo
With Big Fam Marketing
visitor
Rabu, 02 Januari 2013
Jumat, 28 Desember 2012
SUKSES KARIER, SUKSES RUMAH TANGGA
Edisi jalan-jalan baca web.....
Jumat, 28 Desember 2012, aktifitas pagi ini di warnai dengan Cenilku, Serilda batuk + pilek dan jagoanku Shaquille merengek gak mau mandi.. Si sulung Sachika masih aja meluk guling (pemalas di liburan panjang).
Yaaa...indahnya jadi Ibu dengan segala yang ada di rumah dan tingkah laku anak-anak. Tapi jam tetap bergulir maju... Waktu menjadi seorang ibu bekerja begin... Huftttt, SEMANGATTTTTT...!!!!
Hari ini butuh suntikan nutrisi informasi. Web demi web jadi sarapan di Jumat cerah ini... Dan, menemukan artikel mengenai Ibu yang Berkarier dan Berkeluarga... Semoga tulisan ini bisa menjadikan informasi buat ku dan bunda sekalian....
SUKSES KARIER, SUKSES RUMAH TANGGA
Ditulis Oleh :Bonita Prasetyo SH, "Bonita Show" di Kompas TV, Pada Tanggal : 13 - 12 - 2011 | 22:54:37
1.PROLOG: Setiap wanita, terutama yang telah berkeluarga, bila memilih tetap berkarier di kehidupannya, akan selalu memiliki resiko yang tidak dapat terhindarkan. Harus bisa memanage dua kepentingan. Kariernya, atau keluarganya. Hal ini bukan perkara yang mudah. Namun meski sulit, bagi wanita karier sejati, harus menempuh jalan: Sukses kariernya, tetapi juga harus sukses rumah tangganya. Inilah problem yang sesungguhnya, yang kadang memang sangat sulit terhindarkan. Sehingga banyak juga wanita yang akhirnya menyerah, terpaksa melepaskan salah satunya, meski dirasakan sangat berat.
2.PILIHAN: Menurut Psikolog terkenal, Abraham Maslow, sesungguhnya hidup adalah sebuah pilihan. Suka atau tidak suka, kita dihadapkan pada sebuah pilihan, yang kadang sulit. Nah, ketika seorang wanita disuruh memilih satu di antara dua pilihan, meski harus mengambil pilihan yang dinilai memiliki bobot lebih, serta mempersiapkan diri menanggung semua konsekuensi atas pilihan tersebut, tidak ada masalah apapun. Masalah baru muncul, ketika wanita diharuskan menjalani kedua pilihan tersebut secara bersamaan. Hal tersebutlah yang dihadapi banyak wanita saat ini. Menjalani profesionalitas kerja dan memenuhi kewajibannya sebagai istri untuk suaminya serta ibu bagi anak-anaknya. Hal ini tidak mudah, mengingat satu sama lain terkadang menuntut perlakuan lebih pada saat bersamaan. Nah, ketika memilih salah satu dirasa tidak mungkin, lantas apa yang harus dilakukan?
3.SOLUSI: Menurut Mr Bill Ochkel, Pimpinan Lembaga Penasehat Perkawinan Amerika dalam bukunya “The Strong Women” menyebutkan, seorang istri yang bekerja, harus dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan keluarga, terutama di bidang ekonomi, dan bukan sebaliknya, malah menambah permasalahan keluarga. Oleh karena itu, dia harus pintar membagi waktu antara bekerja dan mengurus rumah tangga. Kepintaran mengelola waktu ini merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun demikian, tidak semua wanita pandai melakukannya. Sehingga, bagi mereka yang berperan ganda, bekerja di luar rumah, juga dituntut harus pandai menentukan skala prioritas. Bisa membedakan mana yang penting dan mendesak dan mana yang bukan.
4. ISTRI IDEAL: Menjadi istri ideal untuk keluarga, sama sulitnya dengan meniti karier di bidang pekerjaan yang diminati. Oleh karena itu, istri harus bisa meyakinkan pasangannya untuk mendukung dirinya, baik sebagai ibu rumah tangga, maupun sebagai wanita karier, yang harus berjalan secara harmonis. Tanpa dukungan keluarga, yaitu pengertian suami dan anak-anak, sangat sulit, untuk menjalani hidup sukses di bidang keluarga dan sekaligus karier. Biasanya, suami yang baik, akan mendukung dan tahu tujuan positif dari istrinya. Kata kuncinya, kalau seluruh keluarga mendukung dan memberikan semangat, segalanya akan berjalan dengan lancar. Maka bicarakanlah hal itu baik-baik sebelumnya, terutama pada pasangan anda yaitu suami tercinta, harus diberikan pengertian lebih dulu, supaya nantinya tidak rewel.
CONTOH: Terjadi dalam kehidupan saya. Ketika lulus dari sarjana, saya sudah meniti karier menjadi peragawati, di Jakarta. Waktu itu saya memutuskan, kelak setelah berkeluarga, saya akan tetap berkarier, meskipun harus mengurusi suami dan anak-anak. Inilah pilihan hidup saya. Maka ketika sudah berkeluarga dan punya putra, saya tetap berkarier. Merintis Public Speaking School dan tetap berkiprah di dalamnya sampai sekarang. Suami saya sebagai orang perbankan, juga sibuk. Tetapi mereka, suami dan anak-anak, setelah banyak berdiskusi dan saya sounding, mau mengerti dan mendukung saya. Kuncinya adalah dialog, berkomunikasi terus menerus, meski hanya lewat telepon. Kalau tidak, jangan sampai terjadi, anak-anak jadi pangling dengan mamanya, ketika malam-malam pulang ke rumah. “Loh, ini siapa….?” Kalau sampai seperti itu, repot….
-------------------------------------
MENJAGA KESEIMBANGAN
“Hiduplah secara seimbang,” kata Anthony De Melo dalam bukunya yang terkenal “Berjalan di Atas Air”. Menurut penulis spiritualis kelas dunia ini, semua yang ada di dunia ini harus seimbang. Tanpa keseimbangan, kehidupan akan menjadi kacau, termasuk kehidupan rumah tangga. Tanpa adanya keseimbangan seorang istri mungkin tidak akan mampu menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Tanpa keseimbangan pula, seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai wanita karier, belum tentu mampu menjadi profesional yang baik di kantornya. Hanya dengan menjaga keseimbangan (balance) secara konsisten, seorang wanita bisa memerankan kariernya, sekaligus jadi istri yang baik di rumah. Lalu, keseimbangan seperti apa yang mampu memengaruhi keharmonisan rumah tangga?
1. KESEIMBANGAN PERAN: Bicara mengenai keseimbangan peran, bisa jadi Anda sebagai seorang istri, langsung membayangkan apa saja yang sudah Anda kerjakan dan apa saja yang seharusnya dilakukan pasangan Anda. Padahal jika mau ditelaah lagi, tak ada salahnya Anda mulai berbagi peran, dengan pasangan agar tercipta suatu keseimbangan dalam rumah tangga.
Sebelumnya, amati bagaimana karakter pasangan dalam bekerja. Jika pasangan termasuk workaholic, sanggupkah ia menjadi suami ideal, yang jika ada berkarier, dia juga punya waktu untuk keluarga? Menurut pendapat psikolog, setiap suami sangat berpeluang besar menjadi bapak dan pasangan hidup yang baik. Terlepas ia pekerja keras atau pun tidak. Karena, kunci sukses terletak pada keseimbangan. Demikian sebaliknya dengan Anda. Sejauh mana Anda mampu membagi kesibukan di kantor dengan urusan rumah tangga.
Untuk mencapai keseimbangan sangat diperlukan kesadaran Anda dan pasangan untuk menempatkan segala sesuatu pada porsi yang tepat. Persoalan pekerjaan ditempatkan di kantor saja, dan jangan pernah dibawa pulang ke rumah. Begitu pun sebaliknya. Persoalan rumah dan segala krisisnya hanyalah sebatas di lingkup rumah tangga. Menghadirkan kesadaran memang bukan persoalan mudah. Karenanya harus ada komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Terlebih lagi bila Anda berdua adalah pekerja. Saling pengertian untuk tidak saling mengganggu ketika masing-masing menjalankan tugasnya, merupakan suatu hal yang hukumnya: wajib.
2.KESEIMBANGAN WAKTU: Selain keseimbangan peranan, keseimbangan dan fleksibilitas waktu pun perlu menjadi perhatian Anda berdua. Di sini perlu ditekankan agar tidak terlalu memaksakan keadaan ketika kondisi memang tidak memungkinkan. Contoh yang paling mudah adalah, ketika Anda harus belanja bulanan sepulang kantor, sementara pasangan Anda, sedang rapat dengan direksi. Jika Anda berpikir secara subjektif, tentu Anda akan merasa pasangan tak memperhatikan kebutuhan keluarga. Tapi cobalah sesekali kerjakan sendiri aktivitas tersebut, atau bisa saja Anda menelepon adik minta ditemani. Sebagai gantinya, rayulah pasangan untuk membayar waktunya di akhir pekan dengan menemani si kecil jalan-jalan sementara Anda menghabiskan waktu di salon, guna perawatan diri, yang juga dirasakan penting untuk seorang wanita karier.
Selain itu, segala pekerjaan dalam rumah tangga tidak mesti terpatok pada tatanan yang baku. Rumah tangga jangan dibuat kaku: suami harus begini, istri harus begitu. Untuk yang sama-sama pekerja, kalau baku-bakuan, jelas akan sangat merepotkan. Fleksibilitas adalah kuncinya, sebab tidak ada yang bisa memastikan, pada kondisi tertentu, yang terkadang kondisi kritis. Maka sebagai seorang istri yang berkarier, tetap harus bisa melakukan hal-hal yang menjadi kewajibannya.
3. KESEIMBANGAN BERPIKIR: Sebagai istri yang pekerja, ada banyak hal yang mesti dilakukan sebagai tuntutan karier. Karena itu, sebaiknya Anda mengadakan semacam perjanjian tak tertulis dengan pasangan, yang pasti harus diawali dengan diskusi terbuka, jika Anda berdua sama-sama bekerja. Dalam hal ini bisa saja diputuskan, pada hari-hari tertentu jika pasangan sedang tidak bisa menjemput Anda pulang kantor, jangan langsung meributkannya. Demikian pula jika pasangan tidak bisa mengerjakan tugasnya di rumah. Anda bisa menggantikan, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, keseimbangan berpikir positif, harus selalu dijaga. Hal ini juga akan menjadi penyaring timbulnya pemikiran-pemikiran yang negatif tentang pasangan. Contoh sepele, Anda curiga pasangan tidak sayang lagi hanya karena tidak menjemput, atau pemikiran salah lainnya yang malah akan memunculkan masalah baru dalam rumah tangga. Jadi, sebetulnya tak perlu lagi ada hal yang dipertengkarkan jika posisi Anda berdua seimbang, dalam hal berpikir positif.
Anda boleh saja sibuk, tapi jangan sampai melupakan kodrat Anda sebagi ibu dan istri. Sebaliknya, Anda harus mampu memberi pengertian kepada pasangan untuk berbuat sama. Dengan langkah seperti ini tak perlu lagi ada amarah di antara Anda berdua. Yang pasti, yakinlah bahwa peran dan pemikiran yang seimbang, mampu menjadikan rumah tangga terasa lebih sehat dan langgeng.
CONTOH: Menjaga keseimbangan ini penting. Keseimbangan peran, waktu dan cara berpikir. Seringkali kalau suami tidak sempat mengerjakan yang menjadi tugas lelaki, dan kebetulan saya sedang longgar, sayalah yang mengerjakannya, meski porsi pekerjaan lelaki. Seperti menjemput anak, anter tamu ke bandara, dan lain-lain. Sebaliknya, kalau saya hari itu terlalu capai karena banyak kegiatan, kebetulan suami longgar, pagi-pagi sekali dia rela membuatkan kopi untuk saya, membuat nasi goreng untuk anak-anak, dan contoh yang lain. Keseimbangan peran seperti ini penting, untuk menjaga harmonisasi keluarga…..Jangan malah sebaliknya. Suami sedang repot dan tidak dapat menjalankan tugas rumah tangganya, kita malah jadi “3R” (rewel, riwil, dan rumit…). Bisa gaswat…..
------------------------------------------
TIPS SUKSES BERKARIER
Agar Anda sebagai seorang istri bisa sukses berkarier, tetapi juga sukses membina rumah tangga, berikut ini kiat-kiatnya, atau tips-nya.
1. LAKUKAN PERJANJIAN: Bila kebetulan Anda belum menikah, dan saat sudah menikah, ingin tetap berkarier, buatlah perjanjian dengan calon pasangan Anda. Di jaman modern ini, membuat perjanjian tertulis dan bahkan dinotariskan, adalah hal yang lumrah. Misalnya, wanita-wanita terkenal yang sudah kaya, ketika mau menikah, biasa membuat perjanjian tertulis, mana harta bawaan dan mana harta yanggono-gini. Nah, apa susahnya membuat perjanjian boleh meneruskan karier setelah menikah. Simpel kan? Misalnya tidak harus di Notaris, takut kalau dicap berlebihan, buatkan draf tertulis, yang harus ditanda-tangani calon suami. Simpan, kalau dikelak kemudian hari ada masalah, bacakan, supaya ingat.
2. CINTA BUTA: Istri yang berkarier, banyak juga tantangannya. Misalnya harus pulang malam. Kalau digerutuin suami, juga harus diterima dengan lapang dada, meski Anda dalam kondisi yang lelah. Soalnya, walau sebelumnya sudah ada kesepakatan, tetapi yang namanya manusia ada saja keluhannya. Ada pepatah yang mengatakan, sebelum menikah buka mata dan telinga lebar-lebar. Tetapi kalau sudah menikah, harus “buta mata dan tuli telinga” (kuping budheg, moto piceg). Jadi, maafkanlah, kalau pasangan kita kadang mengomeli. Balaslah dengan kasih sayang dan pengertian.
3. KERJA DI RUMAH: Untuk menjadi wanita karier, tidak mesti kerja di kantoran. Banyak juga yang menjadi wirausahawati sukses, hanya bekerja dari rumah. Banyak peluang bisnis untuk itu, misalnya bekerja di bidang MLM, membuka Toko Online, industry rumah tangga dan lain-lain. Era sekarang, adalah era industry kreatif. Orang-orang yang kreatiflah yang bisa sukses. Pelajari itu. Soalnya, kerja di rumah, kesuksesan Anda tetap berkarier dan menjadi ibu rumah tangga yang baik, sekaligus, peluangnya lebih besar.
4. Masih banyak contoh yang lain……Selamat berhari ibu.
CONTOH: Saya sebelum menikah, memang minta surat perjanjian. Tetapi tidak di notaris loh. Cukup “janji” yang ditulis di atas kertas, dengan tulisan tangan calon suami saya. Karena pada waktu itu dia sedang jatuh cinta dengan saya (maklum masih pacaran nih…), dia mau saya menuruti permintaan saya. Dalam surat itu disebutkan, kalau setelah menikah dan meski sudah punya putra sekalipun, saya tetap diijinkan berkarier. Sekarang setelah berkeluarga beneran dan punya anak-anak yang sudah besar, kadangkala kalau saya terlalu sibuk, dia ngambek. Saya sih tenang saja. Saya ambil suratnya, yang sudah saya laminating, lalu saya tunjukan, sambil saya rayu: Pah, ini tulisan tangan siapa ya….? Dia biasanya langsung tersenyum dan tidak jadi marah. Batinku, rasain luh, aku kan punya surat sakti…..
------------------------------------------------
Bonita Prasetyo SH aktif di “Bonita Show” Kompas-TV, Semarang.
Tulisan ini dipaparkan, bersama Wakil Gubernur Jateng: Ibu Hj. Rustriningsih Msi
pada sebuah seminar dalam rangka: Peringatan Hari Ibu.
MUATIARA KATA
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kamis, 27 Desember 2012
Kisah Inspiratif : MUKJIZAT NYANYIAN SEORANG KAKAK
Kisah Inspiratif : Mukjizat Nyanyian Seorang Kakak
Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya.
Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan.
Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen ; " bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi...."
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael , sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus...!!
Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil..!! Ibunya kurang tanggap.
Mami, … aku pengen nyanyi..! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, … aku kepengen nyanyi..! Ini berulang kali diminta.
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup..!
Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu ; ini peraturan ! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya :
"Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya..!"
Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring
“… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …”
Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away.
Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya …
The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur …
I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same …
Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”.
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan.
Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi_NYA bila IA menghendaki terjadi....
..::♥::..
Kadang hal-hal yang menentukan , dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang tidak pernah kita perhitungkan …
Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee , USA . Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua.
Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya.
Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat sayang sama adiknya yang belum lahir itu.
Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan.
Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen ; " bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi...."
Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael , sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus...!!
Mami, … aku mau nyanyi buat adik kecil..!! Ibunya kurang tanggap.
Mami, … aku pengen nyanyi..! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya.
Mami, … aku kepengen nyanyi..! Ini berulang kali diminta.
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil.
Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak.
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup..!
Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster…. suster tak mau tahu ; ini peraturan ! Anak kecil dilarang dibawa masuk!
Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya :
"Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya..!"
Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit!.
Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya … lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring
“… You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey …”
Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya.
You never know, dear, How much I love you. Please don’t take my sunshine away.
Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, … terus Michael! teruskan sayang! … bisik ibunya …
The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands … dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur …
I’ll always love you and make you happy, if you will only stay the same …
Sang adik kelihatan begitu tenang … sangat tenang.
Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan … adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai … lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri.
Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.
Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan “How much I love you”.
Dan ternyata Kasih Ilahi membutuhkan pula hati polos seorang anak kecil “Michael” untuk memberi kehidupan.
Itulah kehendak Tuhan, tidak ada yang mustahil bagi_NYA bila IA menghendaki terjadi....
..::♥::..
Kadang hal-hal yang menentukan , dalam diri orang lain …
Datang dari seseorang yang kita anggap lemah …
Hadir dari seseorang yang tidak pernah kita perhitungkan …
POLA ASUH ANAK...Kuncinya KOMUNIKASI.
Edisi kali ini adalah mengenai keluarga... Mencintai keluarga, anak-anak....
Tidak sedikit pola pengasuhan terhadap anak-anak adalah hasil dari aplikasi sikap orang tua kita kepada kita.
Apapun itu bentuknya, mendidik anak haruslah dengan kasih sayang... Jangan biarkan anak merasa disisihkan, ditirikan... Berbagai pengalaman buruk akan menghantui jiwanya sampai ia besar....
Berharap, bunda dan ayah sekalian mencintai buah hatinya setulus mungkin, sehingga kelak ketika ia besar dapat membalas cinta kasih kita....
POLA ASUH ANAK...Kuncinya KOMUNIKASI.
Tidak sedikit pola pengasuhan terhadap anak-anak adalah hasil dari aplikasi sikap orang tua kita kepada kita.
Apapun itu bentuknya, mendidik anak haruslah dengan kasih sayang... Jangan biarkan anak merasa disisihkan, ditirikan... Berbagai pengalaman buruk akan menghantui jiwanya sampai ia besar....
Berharap, bunda dan ayah sekalian mencintai buah hatinya setulus mungkin, sehingga kelak ketika ia besar dapat membalas cinta kasih kita....
POLA ASUH ANAK...Kuncinya KOMUNIKASI.
~~ Mengasuh,Mendidik anak dengan AKHLAK YANG MULIA..ada pada KOMUNIKASI,yakni BERKATA KATA BAIK..
MULIAKAN ANAK...maka anak akan MEMULIAKANMU.
HORMATI ANAK...maka anak akan MENGHORMATIMU..
“Dan hendaklah takut orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka generasi yang lemah, yang mereka khawatir atasnya, maka hendaklah mereka takut kepada Allah; hendaklah mereka berkata-kata yang MULIA/BENAR(qaulan sadida).” [AN NISA 9]
@@@
Masa depan anak anak,kharakter anak anak dipengaruhi oleh KATA KATA /PERKATAAN yang diberikan oleh ibu ,bapaknya.
Jika anak biasa mendengar kakat kata yang KASAR,maka dikemudian hari ia akan menjadi anak yang KASAR.
Jika anak sejak kecil biasa mendengar kakat kata yang HALUS/LEMBUT,maka kelak ia akan menjadi anak yang LEMBUT.
Maka...
@ Usahakan berkata kata yang BAIK,BENAR,JUJUR kepada anak ,agar kelak menjadi orang yang tidak BINGUNG,TIDAK TAHU MANA YANG BENAR mana yang SALAH,agar anak menjadi anak yang JUJUR...Katakan SALAH jika SALAH..katakan BENAR jika BENAR..
@Usahakan berbicara dengan LEMBUT..dengan DIALOG,bukan dengan KERAS,KASAR,MEMERINTAH,OTORITER,seperti KOMANDAN kepada anak buahnya..he hee..
Allah Ta’ala berfirman:
ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang BAIK dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125)
Allah Ta’ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku LEMAH LEMBUT terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap KERAS lagi berhati kasar, tentulah mereka akan MENJAUHKAN diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159)
Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda:
يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ
“Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha LEMBUT Dia mencintai sikap LEMAH LEMBUT. Allah memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.” (HR. Al-Bukhari no. 6024 dan Muslim no. 2165)
@Jangan memanggil anak dengan sebutan KEKURANGANNYA,panggillah dengan KELEBIHANNYA.
Misalnya,''Mana anak mama yang PINTER,RAJIN,SHOLEH''
Bukan dipanggil dengan;''Hei,anak mama yang MALAS,BODOH, n LEMOT''
Pastinya,kata kata itu akan terngiang ngiang di telinganya sampai ia dewasa.
Ia tidak berani melawan karena ia masih kecil,tetapi bisa bisa ia MEMBENCI orangtuanya karena kata kata tersebut.
Kata kata yang BAIK,panggilan yang BAGUS,Insya Allah akan MEMBAHAGIAKAN anak..ia akan merasa DIHARGAI..DIMULIAKAN..dan DIHORMATI..
@Jika anak sulit diajak komunikasi,atau malas berkomunikasi,maka orangtua HARUS BISA MEMBACA BAHASA TUBUHNYA..
Bahasa bibirnya yang tersenyum atau cemberut.
Bahasa matanya yang tunduk atau melotot..
Bahasa tangannya,yang mengepal atau santai..
Bahasa kepalanya yang tegak..atau tidak..
Bahasa tubuh,akan menunjukkan ADA APA DENGANNYA ...??
Kita harus tahu..dan memberi jalan keluar atau NASEHAT..
@@@@
Jika anak TIDAK DIHARGAI..TIDAK DIMULIAKAN..ia akan MENCARINYA DI LUAR RUMAH..
Di LUAR RUMAH..tentu ada yang BAIK ada yang BURUK..
Maka hati hatilah..
RANGKULLAH anak kita..
SENTUHLAH anak kita..
KEBAHAGIAAN anak bukan hanya terletak pada pemenuhan MATERI atau UANG.
Tapi juga SENTUHAN,RANGKULAN,CIUMAN,BELAIAN..
Jika kekurangan KASIH SAYANG,CINTA,SENTUHAN orangtua,banyak anak yang SAKIT JIWANYA..
Di Indonesia,dari 4 orang ,1 YANG SAKIT JIWANYA.
Di Dunia,yang bunuh diri TERMUDA,usia 6 tahun,ada di Indonesia.
Naudzubillahi min dzalik..
PLEASE...LOVE YOUR CHILD..LOVE YOUR SON AND DAUGHTER VERY MUCH...
Langganan:
Postingan (Atom)