Jumat, 28 Desember 2012

SUKSES KARIER, SUKSES RUMAH TANGGA

Diposting oleh Novita Kussuma (Bunda Bunder) di 09.17


Edisi jalan-jalan baca web..... 
Jumat, 28 Desember 2012, aktifitas pagi ini di warnai dengan Cenilku, Serilda batuk + pilek dan jagoanku Shaquille merengek gak mau mandi.. Si sulung Sachika masih aja meluk guling (pemalas di liburan panjang).
Yaaa...indahnya jadi Ibu dengan segala yang ada di rumah dan tingkah laku anak-anak. Tapi jam tetap bergulir maju... Waktu menjadi seorang ibu bekerja begin... Huftttt, SEMANGATTTTTT...!!!!
Hari ini butuh suntikan nutrisi informasi. Web demi web jadi sarapan di Jumat cerah ini... Dan, menemukan artikel mengenai Ibu yang Berkarier dan Berkeluarga... Semoga tulisan ini bisa menjadikan informasi buat ku dan bunda sekalian....


SUKSES KARIER, SUKSES RUMAH TANGGA
Ditulis Oleh :Bonita Prasetyo SH, "Bonita Show" di Kompas TV, Pada Tanggal : 13 - 12 - 2011 | 22:54:37

1.PROLOG: Setiap wanita, terutama yang telah berkeluarga, bila memilih tetap berkarier di kehidupannya, akan selalu memiliki resiko yang tidak dapat terhindarkan. Harus bisa memanage dua kepentingan. Kariernya, atau keluarganya. Hal ini bukan perkara yang mudah. Namun meski sulit, bagi wanita karier sejati, harus menempuh jalan: Sukses kariernya, tetapi juga harus sukses rumah tangganya. Inilah problem yang sesungguhnya, yang kadang memang sangat sulit terhindarkan. Sehingga banyak juga wanita yang akhirnya menyerah, terpaksa melepaskan salah satunya, meski dirasakan sangat berat.

2.PILIHAN: Menurut Psikolog terkenal, Abraham Maslow, sesungguhnya hidup adalah sebuah pilihan. Suka atau tidak suka, kita dihadapkan pada sebuah pilihan, yang kadang sulit. Nah, ketika seorang wanita disuruh memilih satu di antara dua pilihan,  meski harus mengambil pilihan yang dinilai memiliki bobot lebih, serta mempersiapkan diri menanggung semua konsekuensi atas pilihan tersebut,  tidak ada masalah apapun. Masalah baru muncul, ketika wanita diharuskan menjalani kedua pilihan tersebut secara bersamaan. Hal tersebutlah yang dihadapi banyak wanita saat ini. Menjalani profesionalitas kerja dan memenuhi kewajibannya sebagai istri untuk suaminya serta ibu bagi anak-anaknya. Hal ini tidak mudah, mengingat satu sama lain terkadang menuntut perlakuan lebih pada saat bersamaan. Nah, ketika memilih salah satu dirasa tidak mungkin, lantas apa yang harus dilakukan?

3.SOLUSI: Menurut Mr Bill Ochkel, Pimpinan Lembaga Penasehat Perkawinan Amerika  dalam bukunya “The Strong Women” menyebutkan, seorang istri yang bekerja, harus dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan keluarga, terutama di bidang ekonomi, dan bukan sebaliknya, malah  menambah permasalahan keluarga. Oleh karena itu, dia harus pintar membagi waktu antara bekerja dan mengurus rumah tangga. Kepintaran mengelola waktu ini merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Namun demikian, tidak semua wanita pandai melakukannya. Sehingga, bagi mereka yang berperan ganda, bekerja di luar rumah, juga dituntut harus pandai menentukan skala prioritas. Bisa membedakan mana yang penting dan mendesak dan mana yang bukan.

4. ISTRI IDEAL: Menjadi istri ideal untuk keluarga, sama sulitnya dengan meniti karier di bidang pekerjaan yang diminati. Oleh karena itu, istri harus bisa meyakinkan pasangannya untuk mendukung dirinya, baik sebagai ibu rumah tangga, maupun sebagai wanita karier, yang harus berjalan secara harmonis. Tanpa dukungan keluarga, yaitu pengertian suami dan anak-anak, sangat sulit, untuk menjalani hidup sukses di bidang keluarga dan sekaligus karier. Biasanya, suami yang baik, akan mendukung dan tahu tujuan positif dari istrinya. Kata kuncinya, kalau seluruh keluarga mendukung dan memberikan semangat, segalanya akan berjalan dengan lancar. Maka bicarakanlah hal itu baik-baik sebelumnya, terutama pada pasangan anda yaitu suami tercinta, harus diberikan pengertian lebih dulu, supaya nantinya tidak rewel.
CONTOH:  Terjadi dalam kehidupan saya. Ketika lulus dari sarjana,  saya sudah meniti karier menjadi peragawati, di Jakarta.  Waktu itu saya memutuskan, kelak setelah berkeluarga, saya akan tetap berkarier, meskipun harus mengurusi suami dan anak-anak. Inilah pilihan hidup saya. Maka ketika sudah berkeluarga dan punya putra, saya tetap berkarier.  Merintis Public Speaking School dan tetap berkiprah di dalamnya sampai sekarang. Suami  saya sebagai orang perbankan, juga sibuk. Tetapi mereka, suami dan anak-anak, setelah banyak berdiskusi dan saya sounding, mau mengerti dan mendukung saya. Kuncinya adalah dialog, berkomunikasi terus menerus, meski hanya lewat telepon. Kalau tidak, jangan sampai terjadi, anak-anak jadi pangling dengan mamanya, ketika malam-malam pulang ke rumah. “Loh, ini siapa….?” Kalau sampai seperti itu, repot…. 
                                                            -------------------------------------
MENJAGA KESEIMBANGAN
“Hiduplah secara seimbang,” kata Anthony De Melo dalam bukunya yang terkenal “Berjalan di Atas Air”. Menurut penulis spiritualis kelas dunia ini, semua yang ada di dunia ini harus seimbang. Tanpa keseimbangan, kehidupan akan menjadi kacau, termasuk kehidupan rumah tangga. Tanpa adanya keseimbangan seorang istri mungkin tidak akan mampu menjadi ibu yang baik bagi anak-anaknya. Tanpa keseimbangan pula, seorang ibu rumah tangga yang merangkap sebagai wanita karier, belum tentu mampu menjadi profesional yang baik di kantornya. Hanya dengan menjaga keseimbangan (balance) secara konsisten, seorang wanita bisa memerankan kariernya, sekaligus jadi istri yang baik di rumah. Lalu, keseimbangan seperti apa yang mampu memengaruhi keharmonisan rumah tangga?

1. KESEIMBANGAN PERAN: Bicara mengenai keseimbangan peran, bisa jadi Anda sebagai seorang istri, langsung membayangkan apa saja yang sudah Anda kerjakan dan apa saja yang seharusnya dilakukan pasangan Anda. Padahal jika mau ditelaah lagi, tak ada salahnya Anda mulai berbagi peran, dengan pasangan agar tercipta suatu keseimbangan dalam rumah tangga.
Sebelumnya, amati bagaimana karakter pasangan dalam bekerja. Jika pasangan termasuk workaholic, sanggupkah ia menjadi suami ideal, yang jika ada berkarier, dia juga punya waktu untuk keluarga? Menurut pendapat psikolog, setiap suami sangat berpeluang besar menjadi bapak dan pasangan hidup yang baik. Terlepas ia pekerja keras atau pun tidak. Karena, kunci sukses terletak pada keseimbangan. Demikian sebaliknya dengan Anda. Sejauh mana Anda mampu membagi kesibukan di kantor dengan urusan rumah tangga.
 Untuk mencapai keseimbangan sangat diperlukan kesadaran Anda dan pasangan untuk menempatkan segala sesuatu pada porsi yang tepat. Persoalan pekerjaan ditempatkan di kantor saja, dan jangan pernah dibawa pulang ke rumah. Begitu pun sebaliknya. Persoalan rumah dan segala krisisnya hanyalah sebatas di lingkup rumah tangga. Menghadirkan kesadaran memang bukan persoalan mudah. Karenanya harus ada komunikasi yang baik dalam rumah tangga. Terlebih lagi bila Anda berdua adalah pekerja. Saling pengertian untuk tidak saling mengganggu ketika masing-masing menjalankan tugasnya, merupakan suatu hal yang hukumnya: wajib.

2.KESEIMBANGAN WAKTU: Selain keseimbangan peranan, keseimbangan dan fleksibilitas waktu pun perlu menjadi perhatian Anda berdua. Di sini perlu ditekankan agar tidak terlalu memaksakan keadaan ketika kondisi memang tidak memungkinkan. Contoh yang paling mudah adalah, ketika Anda harus belanja bulanan sepulang kantor, sementara pasangan Anda, sedang rapat dengan direksi. Jika Anda berpikir secara subjektif, tentu Anda akan merasa pasangan tak memperhatikan kebutuhan keluarga. Tapi cobalah sesekali kerjakan sendiri aktivitas tersebut, atau bisa saja Anda menelepon adik minta ditemani. Sebagai gantinya, rayulah pasangan untuk membayar waktunya di akhir pekan dengan menemani si kecil jalan-jalan sementara Anda menghabiskan waktu di salon, guna perawatan diri, yang juga dirasakan penting untuk seorang wanita karier.
Selain itu, segala pekerjaan dalam rumah tangga tidak mesti terpatok pada tatanan yang baku. Rumah tangga jangan dibuat kaku: suami harus begini, istri harus begitu. Untuk yang sama-sama pekerja, kalau baku-bakuan, jelas akan sangat merepotkan. Fleksibilitas adalah kuncinya, sebab tidak ada yang bisa memastikan, pada kondisi tertentu, yang terkadang kondisi kritis. Maka sebagai seorang istri yang berkarier, tetap harus bisa melakukan hal-hal yang menjadi kewajibannya.

3. KESEIMBANGAN BERPIKIR: Sebagai istri yang pekerja, ada banyak hal yang mesti dilakukan sebagai tuntutan karier. Karena itu, sebaiknya Anda mengadakan semacam perjanjian tak tertulis dengan pasangan, yang pasti harus diawali dengan diskusi terbuka, jika Anda berdua sama-sama bekerja. Dalam hal ini bisa saja diputuskan, pada hari-hari tertentu jika pasangan sedang tidak bisa menjemput Anda pulang kantor, jangan langsung meributkannya. Demikian pula jika pasangan tidak bisa mengerjakan tugasnya di rumah. Anda bisa menggantikan, begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, keseimbangan berpikir positif, harus selalu dijaga. Hal ini juga akan menjadi penyaring timbulnya pemikiran-pemikiran yang negatif tentang pasangan. Contoh sepele, Anda curiga pasangan tidak sayang lagi hanya karena tidak menjemput, atau pemikiran salah lainnya yang malah akan memunculkan masalah baru dalam rumah tangga. Jadi, sebetulnya tak perlu lagi ada hal yang dipertengkarkan jika posisi Anda berdua seimbang, dalam hal berpikir positif.
Anda boleh saja sibuk, tapi jangan sampai melupakan kodrat Anda sebagi ibu dan istri. Sebaliknya, Anda harus mampu memberi pengertian kepada pasangan untuk berbuat sama. Dengan langkah seperti ini tak perlu lagi ada amarah di antara Anda berdua. Yang pasti, yakinlah bahwa peran dan pemikiran yang seimbang, mampu menjadikan rumah tangga terasa lebih sehat dan langgeng.
CONTOH: Menjaga keseimbangan ini penting. Keseimbangan peran, waktu dan cara berpikir. Seringkali kalau suami tidak sempat mengerjakan yang menjadi tugas lelaki, dan kebetulan saya sedang longgar, sayalah yang mengerjakannya, meski porsi pekerjaan lelaki. Seperti menjemput anak, anter tamu ke bandara, dan lain-lain. Sebaliknya, kalau saya hari itu terlalu capai karena banyak kegiatan, kebetulan suami longgar, pagi-pagi sekali dia rela membuatkan kopi untuk saya, membuat nasi goreng untuk anak-anak, dan contoh yang lain. Keseimbangan peran seperti ini penting, untuk menjaga harmonisasi keluarga…..Jangan malah sebaliknya. Suami sedang repot dan tidak dapat menjalankan tugas rumah tangganya, kita malah jadi “3R” (rewel, riwil, dan rumit…). Bisa gaswat…..
                                                        ------------------------------------------
TIPS SUKSES BERKARIER
Agar Anda sebagai seorang istri bisa sukses berkarier, tetapi juga sukses membina rumah tangga, berikut ini kiat-kiatnya, atau tips-nya.

1.   LAKUKAN PERJANJIAN: Bila kebetulan Anda belum menikah, dan saat sudah menikah, ingin tetap berkarier, buatlah perjanjian dengan calon pasangan Anda. Di jaman modern ini, membuat perjanjian tertulis dan bahkan dinotariskan, adalah hal yang lumrah. Misalnya, wanita-wanita terkenal yang sudah kaya, ketika mau menikah, biasa membuat perjanjian tertulis, mana harta bawaan dan mana harta yanggono-gini. Nah, apa susahnya membuat perjanjian boleh meneruskan karier setelah menikah. Simpel kan? Misalnya tidak harus di Notaris, takut kalau dicap berlebihan, buatkan draf tertulis, yang harus ditanda-tangani calon suami. Simpan, kalau dikelak kemudian hari ada masalah, bacakan, supaya ingat.
2.  CINTA BUTA: Istri yang berkarier, banyak juga tantangannya. Misalnya harus pulang malam. Kalau digerutuin suami, juga harus diterima dengan lapang dada, meski Anda dalam kondisi yang lelah. Soalnya, walau sebelumnya sudah ada kesepakatan, tetapi yang namanya manusia ada saja keluhannya. Ada pepatah yang mengatakan, sebelum menikah buka mata dan telinga lebar-lebar. Tetapi kalau sudah menikah, harus “buta mata dan tuli telinga” (kuping budheg, moto piceg). Jadi, maafkanlah, kalau pasangan kita kadang mengomeli. Balaslah dengan kasih sayang dan pengertian.
3.   KERJA DI RUMAH: Untuk menjadi wanita karier, tidak mesti kerja di kantoran. Banyak juga yang menjadi wirausahawati sukses, hanya bekerja dari rumah. Banyak peluang bisnis untuk itu, misalnya bekerja di bidang MLM, membuka Toko Online, industry rumah tangga dan lain-lain. Era sekarang, adalah era industry kreatif. Orang-orang yang kreatiflah yang bisa sukses. Pelajari itu. Soalnya, kerja di rumah, kesuksesan Anda tetap berkarier dan menjadi ibu rumah tangga yang baik, sekaligus, peluangnya lebih besar.
4.   Masih banyak contoh yang lain……Selamat berhari ibu.

CONTOH: Saya sebelum menikah, memang minta surat perjanjian. Tetapi tidak di notaris loh. Cukup “janji” yang ditulis di atas kertas, dengan tulisan tangan calon suami saya. Karena pada waktu itu dia sedang jatuh cinta dengan saya (maklum masih pacaran nih…), dia mau saya menuruti permintaan saya. Dalam surat  itu disebutkan, kalau setelah menikah dan meski sudah punya putra sekalipun, saya tetap diijinkan berkarier. Sekarang setelah berkeluarga beneran dan punya anak-anak yang sudah besar, kadangkala kalau saya terlalu sibuk, dia ngambek. Saya sih tenang saja. Saya ambil suratnya, yang sudah saya laminating, lalu saya tunjukan, sambil saya rayu: Pah, ini tulisan tangan siapa ya….? Dia biasanya langsung tersenyum dan tidak jadi marah. Batinku, rasain luh, aku kan punya surat sakti…..

                                 ------------------------------------------------

Bonita Prasetyo SH aktif di  “Bonita Show” Kompas-TV, Semarang.
Tulisan ini dipaparkan, bersama Wakil Gubernur Jateng: Ibu Hj. Rustriningsih Msi
 pada sebuah  seminar dalam rangka: Peringatan Hari Ibu. 

1 komentar:

Unknown mengatakan...

terimakasih infonya, kunjungi http://bit.ly/2OywjnM

Posting Komentar

 

Catatan Kecilku Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review