KMS
Balita
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah
kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri
berat badan menurut umur. Dengan KMS ini ganguan pertumbuhan atau resiko
kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan
pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat.
Sebenarnya KMS ini telah
diberlakukan di Indonesia sejak tahun 1970-an. Dengan perkembangan ilmu dan
teknologi KMS telah mengalami 3 kali perubahan. KMS pertama dikembangkan pada
tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada tahun 1990 KMS revisi
dengan menggunakan rujukan WHO-NCHS. Pada tahun 2008, KMS balita direvisi
berdasarkan standar antropometri WHO 2005. KMS Bagi Balita merupakan kartu
yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin
Sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI No.155/Menkes/Per/I/2010, maka KMS balita dibedakan antara KMS
anak laki-laki dengan KMS anak perempuan. KMS untuk anak laki-laki berwarna
dasar biru dan terdapat tulisan untuk laki-laki. Sedangkan KMS anak perempuan
berwarna dasar merah muda dan terdapat tulisan untuk anak perempuan.
KMS terdiri dari 5 bagian utama, yaitu :
·
Kurva pertumbuhan anak usia 0-24
bulan.
·
Catatan pemberian vitamin A dan
pemberian imunisasi bayi.
·
Kurva pertumbuhan anak usia 24-60
bulan
·
Informasi tentang ASI, penanganan
diare, dan perkembangan anak sehat.
·
Identitas balita.
Fungsi KMS, yaitu:
1.
Sebagai alat untuk memantau
pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan grafik pertumbuhan normal anak, yang
dapat digunakan untuk menentukan seorang anak tumbuh normal atau mengalami
gangguan pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan
pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil resiko anak mengalami gangguan
pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai dengan grafik pertumbuhan,
anak kemungkinan beresiko mengalami gangguan pertumbuhan.
2.
Sebagai catatan pelayanan kesehatan
anak. Di dalam KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak
terutama berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi
0-6 bulan dan imunisasi.
3.
Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS
dicantumkan pesan-pesan dasar perawatan anak seperti pemberian makanan anak,
perawatan anak bila diare
Kegunaan KMS, yaitu:
·
Untuk
orang tua balita
Orang tua dapat mengetahui status
pertumbuhan anaknya. Dianjurkan agar setiap bulan membawa balita ke Posyandu
untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuhan berat badan atau
kelebihan gizi, orang tua balita dapat melakukan tindakan perbaikan, seperti
memberikan makanan lebih banyak atau membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk
berobat.
Orang tua balita juga dapat
mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi tepat waktu dan lengkap dan
mendapatkan kapsul vitamin A secara rutin sesuai dengan dosis yan dianjurkan.
·
Untuk
Kader
KMS digunakan untuk mencatat berat
badan anak dan pemberian kapsul vitamin A serta menilai hasil penimbangan. Bila
berat badan tidak naik satu kali kader dapat memberikan penyuluhan tentang
asuhan dan pemberian makanan anak. Bila tidak naik 2 kali atau berat badan
berada di bawah garis merah kader perlu merujuk ke petugas kesehatan terdekat,
agar anak mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
KMS juga digunakan oleh kader untuk
memberikan pujian kepada ibu bila berat badan anaknya naik serta mengingatkan
ibu untuk menimbangkan anaknya di posyandu pada bulan berikutny
·
Untuk
Petugas Kesehatan
Petugas dapat menggunakan KMS untuk
mengetahui jenis pelayanan kesehatan yang telah diterima anak, seperti
imunisasi dan kapsul vitamin A. Bila anak belum menerima pelayanan maka petugas
harus memberikan imunisasi dan kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.
Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh masyarakat dalam kegiatan
pemantauan pertumbuhan.
Sumber:
Peraturan Menteri Kesehatan RI
No.155/Menkes/Pers/I/2010 Tanggal 28 Januari 2010 Tentang Penggunaan Kartu
Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita.
0 komentar:
Posting Komentar